https://nurturagrow.site/index.php/nutrix/issue/feed Nutrix Journal 2025-10-30T00:00:00+00:00 Journal Manager (IGP) [email protected] Open Journal Systems <p align="justify"><strong>Nutrix Journal</strong> is an official peer-reviewed research journal published by <a href="https://www.unklab.ac.id/fakultas-keperawatan/" target="_blank" rel="noopener">The Faculty of Nursing, Universitas Klabat (UNKLAB)</a> in collaboration with <a href="https://drive.google.com/file/d/12jgjdKM_Aca8G0QOd3GnceJj_RXJzvx6/view" target="_blank" rel="noopener">The Indonesian National Nurses Association (INNA) of North Sulawesi Province</a>. This journal aims to promote enhancement in nursing and health care through the dissemination of the latest research findings. NJ covers a wide range of health research especially nursing topics such as nursing education, clinical practice, nursing information technology, advanced nursing issue, and policy related to the nursing profession. This journal publishes two issues per year in <strong>April</strong> and <strong>October</strong>. Nutrix Journal intended readership includes nurse educators, researchers, managers, and nurse practitioners at all levels.</p> <p align="justify">Based on the results of Scientific Journal Accreditation Period IV of 2022 and the issuance of the Decree of the Director General of Higher Education, Research and Technology Number 230/E/KPT/2022, dated December 30, 2022, concerning the Rating of Scientific Journal Accreditation period IV of 2022, Nutrix Journal succeeded received Accreditation Rating at <a href="https://drive.google.com/file/d/1VkQkPTl-fodY6IfqYQBtlqgbCQZQcxxE/view?usp=sharing/" target="_blank" rel="noopener">SINTA 4</a></p> https://nurturagrow.site/index.php/nutrix/article/view/1314 Pengaruh William’s Flexion Exercise Terhadap Intensitas Dismenore Pada Remaja Putri Usia 12-15 Tahun 2025-06-08T21:24:40+00:00 Kamila Rizka Maulida [email protected] Reny Retnaningsih [email protected] Rani Safitri [email protected] <p><em>Dysmenorrhea is menstrual pain that is often experienced by adolescent girls and can interfere with activities and reduce quality of life and academic achievement, so non-pharmacological efforts are needed to overcome menstrual pain, namely using William's Flexion Exercise. This study aims to determine the effect of William's Flexion Exercise on the intensity of dysmenorrhea in adolescent girls aged 12-15 years at SMP Budi Mulia Pakisaji Malang Regency. The design of this study is quantitative using a pre-experimental design with a one group pretest-posttest approach. The study sample consisted of 20 respondents selected using a purposive sampling technique. The instrument used an observation sheet for measuring pain intensity with a Numeric Rating Scale (NRS). Data analysis was carried out bivariately using the Paired T-test. The results of the study obtained an average value of pain intensity before being given exercise was 4.00 and after being given exercise the average value of pain intensity decreased to 2.70. From the results of the Paired T-test, a Sig value of 0.000 (p&lt;0.05) was obtained, which indicates a significant effect of William's Flexion Exercise on reducing the intensity of dysmenorrhea in female adolescents aged 12-15 years at SMP Budi Mulia Pakisaji. William's Flexion Exercise can be used to reduce menstrual pain, so researchers recommend William's Flexion Exercise as a complementary therapy for non-pharmacological interventions for adolescents experiencing dysmenorrhea.</em></p> <p>Dismenore merupakan nyeri menstruasi yang sering dialami oleh remaja putri dan dapat mengganggu aktivitas serta menurunkan kualitas hidup dan prestasi belajar, sehingga diperlukan upaya non farmakologi untuk mengatasi nyeri menstruasi yaitu menggunakan <em>William’s Flexion Exercise</em>. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh <em>William’s Flexion Exercise</em> terhadap intensitas dismenore pada remaja putri usia 12-15 tahun di SMP Budi Mulia Pakisaji Kabupaten Malang. Desain penelitian ini yaitu kuantitatif menggunakan desain pre-eksperimen dengan pendekatan <em>one group pretest-posttest</em>. Sampel penelitian terdiri dari 20 responden yang dipilih dengan teknik <em>purposive sampling</em>. Instrumen menggunakan lembar observasi pengukuran intensitas nyeri dengan skala <em>Numeric Rating Scale</em> (NRS). Analisis data dilakukan secara <em>bivariate</em> menggunakan uji <em>Paired T-test</em>. Hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata intensitas nyeri sebelum diberikan latihan adalah 4,00 dan setelah diberikan latihan nilai rata-rata intensitas nyeri menurun menjadi 2,70. Dari hasil uji <em>Paired T-test</em> didapatkan nilai Sig 0,000 (p&lt;0,05) yang menunjukkan adanya pengaruh signifikan dari latihan <em>William’s Flexion Exercise </em>terhadap penurunan intensitas dismenore pada remaja putri usia 12-15 tahun di SMP Budi Mulia Pakisaji. <em>William’s Flexion Exercise </em>dapat digunakan untuk menurunkan nyeri menstruasi sehingga peneliti merekomendasikan <em>William’s Flexion Exercise </em>sebagai terapi komplementer untuk intervensi nonfarmakologi bagi remaja putri yang mengalami dismenore.</p> 2025-10-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Nutrix Journal https://nurturagrow.site/index.php/nutrix/article/view/1326 Hubungan Pola Makan dan Kejadian Peningkatan Tekanan Darah Pada Wanita Dewasa 2025-09-30T01:34:40+00:00 Neng Riska Paulina [email protected] Imanuel Sri Mei Wulandari [email protected] <p><em>Unhealthy eating habits, including excessive of salt, fat, and protein, are risk factors for hypertension, a chronic disease that is often usymptomatic in its early stages but can lead to serious complication. The purpose of this research is to examine the correlation between unhealthy eating habits and hypertension among women living in Sukawana Village, West Bandung Regency. A total of 100 adult women, aged 25-65 years, were randomly selected as participants in this descriptive research that employed a cross-sectional quantitative method. The data was evaluated using the chi-square statistical test and was derived from the Food Frequency Questionnaire and digital blood pressure readings. </em><em>It shows a positive correlation between diet and blood pressure. The correlation value was 0.279 and the significance was 0.038 &lt; 0.05 which indicates a weak relationship. Based on the method of scoring explained in the method section, the lower the Food Frequency Questionnaire (FFQ) score, the better the diet, and for hypertension, the higher the score, the higher the hypertension. Therefore, routine education about healthy eating and blood pressure monitoring needs to be carried out periodically at the village level.</em></p> <p>Kebiasaan makan yang tidak sehat, termasuk garam, lemak, dan protein yang berlebihan, merupakan faktor risiko hipertensi, penyakit kronis yang seringkali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal tetapi dapat menyebabkan komplikasi serius. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji korelasi antara kebiasaan makan yang tidak sehat dan hipertensi pada perempuan yang tinggal di Desa Sukawana, Kabupaten Bandung Barat. Sebanyak 100 wanita dewasa, berusia 25-65 tahun, dipilih secara acak sebagai peserta dalam penelitian deskriptif ini yang menggunakan metode kuantitatif cross-sectional. Data dievaluasi menggunakan uji statistik chi-square dan berasal dari Kuesioner Frekuensi Makanan dan pembacaan tekanan darah digital. Menunjukkan adanya korelasi positive antara pola makan dan tekanan darah. Nilai korelasi 0,279 dan signifikansi 0,038 &lt; 0,05 yang menandakan hubungan yang lemah. Berdasarkan cara score yang dijelaskan pada bagian metode maka semakin rendah skor Food Frequency Questionnaire (FFQ) semakin baik pola makan, dan untuk hipertensi adalah semakin tinggi nilai maka semakin tinggi hipertensi. Oleh karena itu, edukasi rutin tentang makan sehat dan pemantauan tekanan darah perlu dilakukan secara berkala di tingkat desa.</p> 2025-10-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Nutrix Journal https://nurturagrow.site/index.php/nutrix/article/view/1328 Efektifitas Teknik Counter Pressure Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Persalinan Kala 1 Fase Aktif di Instalasi Gawat Darurat Maternal 2025-07-05T12:47:22+00:00 Nia Firnanda [email protected] Reny Retnaningsih [email protected] <p><em>Labor pain is a common occurrence. Nearly 90% of women experience it. Mild, moderate, and severe discomfort is experienced by approximately 15%, 35%, 30%, and 20% of 2,700 mothers giving birth. There are various methods to reduce pain, one of which is the Counter Pressure massage technique. The aim of this study is to analyze the effect of the Counter Pressure massage technique on reducing the intensity of labor pain during the active phase of the first stage of labor at Ciremai Hospital in Cirebon in May 2025. The study method used is a Pre-Experimental One Group Pre-Test-Post-Test Design. The sample size was 16 laboring women in the first stage of labor at Ciremai Hospital in Cirebon, selected using purposive sampling. The Numerical Rating Scale was used for data collection. Univariate analysis was used to examine the average pretest and posttest back pain scores, while bivariate analysis employed the Wilcoxon test. The study results showed that before the intervention, the average pain score was 8. After the intervention, the average pain score decreased to 6.12. The intervention data analysis revealed a p-value of 0.001 (p&lt;0.05), indicating that the Counter Pressure massage technique is effective in reducing labor pain during the active phase.</em></p> <p>Nyeri persalinan menjadi hal yang wajar terjadi. Hampir 90% wanita mengalami keadaan tersebut. Rasa tidak nyaman tingkat ringan, sedang, dan berat dialami oleh sekitar 15%, 35%, 30%, dan 20% dari 2.700 ibu bersalin. Terdapat berbagai cara untuk mengurangi rasa sakit, salah satunya yakni teknik pijat <em>Counter Pressure</em>. Tujuan dari studi ini yakni menganalisis pengaruh teknik pijat <em>Counter Pressure</em> terhadap turunnya intesnsitas nyeri persalinan kala I fase aktif di Rumah Sakit Ciremai Cirebon pada Mei tahun 2025. Metode studi yang diterapkan yaitu <em>Pra-Eksperimen One Group Pre Test- Post Test Design</em>. Jumlah sampel 16 ibu bersalin fase kala I di Rumah Sakit Ciremai Cirebon yang diambil dengan teknik <em>Purposive sampling</em>. Numerical Rating Scale digunakan dalam pengumpulan data. Analisis univariat digunakan untuk melihat rata-rata nyeri punggung pretest dan posttest, analisis bivariat menggunakan uji <em>Wilcoxon</em>. Adapun hasil studi menunjukkan sebelum penerapan intervensi, rata-rata skor nyeri yaitu 8. Setelah penerapan intervensi, rata-rata skor nyeri turun menjadi 6,12. Hasil analisis data intervensi ditemukan besar nilai p 0,001 (p&lt;0,05) sehingga bisa diartikan teknik pijat <em>Counter Pressure</em> bermanfaat mengurangi rasa nyeri persalinan dalam periode aktif.</p> 2025-10-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Nutrix Journal https://nurturagrow.site/index.php/nutrix/article/view/1308 Ekspektasi Mahasiswa Keperawatan Terhadap Proses Penulisan Skripsi di Universitas Klabat: Studi Kualitatif 2025-10-13T01:52:14+00:00 Ivanna Manoppo [email protected] <p><em>The process of writing a thesis for students requires physical, mental, cognitive, and social abilities. The process of completing a thesis experiences many challenges, for that the purpose of the study was to determine the expectations of nursing students towards the thesis writing process. The research design used a qualitative content analysis method based on careful reading of textual notes. Purposive sampling technique with a total of 22 people. Data collection through an open-ended question approach so that students can reflect their expectations in writing about thesis writing. Data analysis by making transcripts in digital documents, reduction and coding, data presentation and drawing conclusions. The results of the study found several themes, namely gaining knowledge and professional competence, personal resources, benefits for others and no obstacles. Recommendations for further research are to be able to dig deeper into obstacles in writing a thesis, especially those related to the guidance process (supervisor). The implications of the study show that most informants have expectations of gaining knowledge as well as professional competence towards writing a thesis, this provides a good contribution for students to apply existing knowledge</em>.</p> <p>Proses penulisan skripsi pada mahasiswa membutuhkan kemampuan fisik, mental, kognitif, dan sosial. Proses penyelesaian skripsi mengalami banyak tantangan, untuk itu tujuan dalam penelitian untuk mengetahui ekspektasi mahasiswa keperawatan terhadap proses penulisan skripsi. Desain penelitian menggunakan metode analisis konten kualitatif berdasarkan pembacaan cermat terhadap catatan tekstual. Teknik <em>sampling purposive</em> dengan jumlah 22 orang. Pengumpulan data melalui pendekatan satu pertanyaan terbuka sehingga mahasiswa dapat merefleksikan harapan secara tertulis terhadap penulisan skripsi. analisis data dengan membuat transkrip dalam digital dokumen, reduksi dan koding, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian didapati beberapa tema yaitu mendapat pengetahuan dan kompetensi profesional, sumber daya pribadi, manfaat bagi orang lain serta tidak ada hambatan. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah bisa menggali lebih dalam untuk hambatan dalam penulisan skripsi khususnya yang berhubungan dengan proses pembimbingan (dosen pembimbing). Implikasi penelitian menunjukkan sebagian besar informan memiliki ekspektasi mendapat pengetahuan sekaligus sebagai kompetensi profesional terhadap penulisan skripsi, hal ini memberikan kontribusi yang baik bagi para mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu yang ada.</p> 2025-10-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Nutrix Journal https://nurturagrow.site/index.php/nutrix/article/view/1441 Analisis Hubungan Usia dan Jenis Kelamin dengan Tingkat Distres Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 2025-10-28T07:06:54+00:00 Cendekia Airenda Muliandika [email protected] Adang Muhammad Gugun [email protected] Putri Ayuni Alayyannur [email protected] <p><em>Diabetes Mellitus (DM) is a chronic metabolic disorder characterized by hyperglycemia resulting from impaired insulin secretion or insulin resistance. Type 2 DM is the most prevalent form, accounting for approximately 90–95% of all diabetes cases worldwide. In addition to causing physical complications, DM is also closely associated with psychological problems, one of which is distress. Distress in diabetic patients can increase blood glucose levels, exacerbate complications, and reduce quality of life. This study employed a descriptive observational design with a cross-sectional approach. The research instrument used was the Diabetes Distress Screening Scale (DDS), consisting of 17 questions. The study was conducted at PKU Muhammadiyah Gamping Hospital. The sample was obtained through purposive sampling, involving 47 type 2 DM patients who met the inclusion and exclusion criteria. Data were analyzed using the Kruskal–Wallis test with SPSS software. The majority of respondents experienced mild distress (63.8%), followed by moderate distress (29.8%) and severe distress (6.4%). The most influential domains were emotional burden and regimen-related distress, indicating that patients continue to face challenges in accepting their chronic condition and managing daily self-care routines. The Kruskal–Wallis analysis revealed no significant differences in distress levels based on gender (p=0.865) or age (p=0.912). In conclusion, most type 2 DM patients experienced mild distress, with no significant association between age or gender and distress levels. These findings highlight the importance of emotional support and continuous education to improve patients’ quality of life.</em></p> <p>Diabetes Melitus (DM) merupakan kelainan metabolik kronis yang ditandai oleh hiperglikemia akibat gangguan sekresi atau resistensi insulin. DM tipe 2 merupakan bentuk yang paling banyak diderita, mencapai hampir 90-95% dari seluruh kasus DM di dunia. Selain menimbulkan komplikasi fisik, DM juga berhubungan erat dengan masalah psikologis, salah satunya distres. Distres pada pasien DM dapat meningkatkan kadar gula darah, memperburuk komplikasi, dan menurunkan kualitas hidup. Penelitian ini menggunakan rancangan observasional deskriptif dengan desain cross-sectional. Instrumen penelitian berupa kuesioner Diabetes Distress Screening Scale (DDS) yang terdiri dari 17 pertanyaan. Penelitian dilaksanakan di RS PKU Muhammadiyah Gamping. Sampel penelitian diperoleh dengan teknik purposive sampling, didapatkan sebanyak 47 pasien DM tipe 2 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis data dilakukan dengan uji Kruskal–Wallis menggunakan SPSS. Mayoritas responden mengalami distres ringan (63,8%), diikuti distres sedang (29,8%) dan distres berat (6,4%). Domain yang paling berpengaruh adalah beban emosional dan perawatan diri, yang menunjukkan bahwa pasien masih menghadapi kesulitan dalam menerima kondisi kronis serta mengelola rutinitas perawatan sehari-hari. Analisis Kruskal–Wallis tidak menemukan perbedaan bermakna tingkat distres berdasarkan jenis kelamin (p=0,865) maupun usia (p=0,912). Kesimpulanya sebagian besar pasien DM tipe 2 mengalami distres ringan. Usia dan jenis kelamin tidak berpengaruh secara signifikan dengan tingkat distres. Hasil penelitian ini menunjukkan pentingnya dukungan emosional dan edukasi berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.</p> 2025-10-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Nutrix Journal https://nurturagrow.site/index.php/nutrix/article/view/1371 Hubungan Pengetahuan dan Perilaku Ibu Dalam Penanganan Diare Pada Balita Di Rumah Sakit Advent Medan 2025-09-17T04:34:39+00:00 Elvita Juliana Br. Perangin-Angin [email protected] Ernawaty Siagian [email protected] <p><em>Diarrhea in toddlers is a major health issue in developing countries, including Indonesia, and can be fatal if not properly managed. Effective diarrhea management in toddlers heavily relies on the knowledge and behavior of mothers as primary caregivers. This study aims to analyze the relationship between maternal knowledge and behavior in managing diarrhea in toddlers at Advent Hospital Medan. The research design uses a quantitative method with a cross-sectional approach. The sample consists of 100 mothers who brought toddlers with diarrhea, selected through accidental sampling. Data were collected through a questionnaire to measure maternal knowledge and behavioral observation. Data analysis was conducted using chi-square testing. The results showed a significant relationship between maternal knowledge of diarrhea and their handling behavior (p-value = 0.000 &lt; 0.05). This indicates that good maternal knowledge plays a key role in shaping positive behavior toward diarrhea management, and better knowledge can lead to improved handling. Future research is recommended to explore the influence of social factors, such as family and environmental support, as well as psychological factors.</em></p> <p>Diare pada balita merupakan masalah kesehatan utama di negara berkembang, termasuk Indonesia, yang dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan baik. Penanganan diare yang efektif pada balita sangat bergantung pada pengetahuan dan perilaku ibu sebagai pengasuh utama. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan dan perilaku ibu dalam penanganan diare pada balita di Rumah Sakit Advent Medan. Desain penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian berjumlah 100 ibu yang membawa balita dengan diare, dipilih secara accidental sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner untuk mengukur pengetahuan ibu dan observasi perilaku. Analisis data dilakukan menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara pengetahuan ibu tentang diare dan perilaku penanganannya (<em>p-value</em> = 0,000 &lt; 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa pengetahuan ibu yang baik memainkan peran penting dalam membentuk perilaku yang positif terhadap penanganan diare, sehingga pengetahuan yang lebih baik dapat me. Penelitian selanjutnya disarankan mengeksplorasi pengaruh faktor sosial, seperti dukungan keluarga dan lingkungan serta faktor psikologis.</p> 2025-10-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Nutrix Journal https://nurturagrow.site/index.php/nutrix/article/view/1388 A Systematic Literature Review of Mindfulness-Based Interventions for Intensive Care Unit Nurses: Impacts on Well-Being and Patient Care Quality 2025-09-30T05:40:12+00:00 Risty Mandane Laloan [email protected] <p><em>This study systematically reviews the impact of mindfulness-based interventions (MBIs) on the well-being of intensive care unit (ICU) nurses and their effect on patient care quality. A systematic review of 12 peer-reviewed articles published between 2020 and 2025 was conducted. Findings revealed four major themes influencing ICU nurses’ well-being. First, MBIs consistently reduce stress and burnout, enhance emotional resilience, and improve emotional intelligence. Second, self-care practices, including mindful self-care and autonomy, support long-term health and career sustainability. Third, workplace stress remains a significant challenge, with adaptive coping strategies such as mindfulness and emotional regulation proving more effective than avoidance or detachment. Finally, workplace dynamics, particularly ethical dilemmas and organizational culture, strongly affect morale, retention, and the delivery of compassionate, high-quality care. Quantitative evidence supports these outcomes; for example, a Mindfulness-Based Stress Reduction (MBSR) program lowered burnout scores from 56.53 to 48.56, and a quasi-experimental study reported significant reductions in emotional exhaustion and depersonalization (p &lt; 0.001). Despite these benefits, challenges such as time constraints, limited institutional support, and low engagement in formal mindfulness programs persist. A notable limitation is the heterogeneity of MBI designs and implementation protocols, highlighting the need for standardization and longitudinal research. To enhance accessibility, digital and hybrid mindfulness formats are recommended. This review emphasizes that institutional commitment is essential for integrating mindfulness into ICU settings, positioning MBIs as strategic approaches to promote nurse well-being and improve patient care quality.</em></p> <p>Penelitian ini secara sistematis meninjau dampak intervensi berbasis mindfulness (Mindfulness-Based Interventions/MBIs) terhadap kesejahteraan perawat di unit perawatan intensif (ICU) serta pengaruhnya terhadap kualitas asuhan pasien. Tinjauan dilakukan terhadap 12 artikel peer-reviewed yang diterbitkan antara 2020 hingga 2025. Hasilnya mengungkap empat tema utama yang memengaruhi kesejahteraan perawat ICU. Pertama, MBIs secara konsisten menurunkan stres dan burnout, meningkatkan resiliensi emosional, serta memperkuat kecerdasan emosional. Kedua, praktik perawatan diri, termasuk mindful self-care dan otonomi, mendukung kesehatan jangka panjang dan keberlanjutan karier. Ketiga, stres kerja tetap menjadi tantangan signifikan, di mana strategi koping adaptif seperti mindfulness dan regulasi emosi terbukti lebih efektif dibandingkan penghindaran atau pelepasan diri. Keempat, dinamika tempat kerja, khususnya dilema etis dan budaya organisasi, sangat memengaruhi moral, retensi, dan kemampuan perawat dalam memberikan asuhan yang penuh kasih dan berkualitas tinggi. Bukti kuantitatif mendukung temuan ini; misalnya, program Mindfulness-Based Stress Reduction (MBSR) menurunkan skor burnout dari 56,53 menjadi 48,56, dan studi kuasi-eksperimental menunjukkan penurunan signifikan pada kelelahan emosional serta depersonalisasi (p &lt; 0,001). Meskipun demikian, tantangan tetap ada, seperti keterbatasan waktu, dukungan institusional yang minim, serta rendahnya partisipasi dalam program mindfulness formal. Keterbatasan utama penelitian adalah heterogenitas desain dan protokol implementasi MBIs, sehingga diperlukan standarisasi dan penelitian longitudinal. Untuk meningkatkan aksesibilitas, format digital dan hybrid diusulkan. Tinjauan ini menekankan pentingnya komitmen institusional dalam mengintegrasikan mindfulness di ICU sebagai strategi untuk meningkatkan kesejahteraan perawat sekaligus kualitas asuhan pasien.</p> 2025-10-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Nutrix Journal https://nurturagrow.site/index.php/nutrix/article/view/1397 Edukasi Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Terhadap Pengetahuan Remaja Di SMA Advent Naripan Bandung 2025-09-30T07:16:38+00:00 Audrey Valrissa Theresia Anggraini [email protected] Debilly Yuan Boyoh [email protected] <p><em>Adolescents are a group that is vulnerable to reproductive and sexual health issues, mainly due to limited knowledge and a lack of accurate information. Health education plays an important role in improving understanding and shaping positive attitudes among adolescents. This study aims to determine the effect of reproductive and sexual health education on the knowledge level of 12th grade students at SMA Advent Bandung. The research design used was pre-experimental with a one group pre-post test design. The sample size was 56 respondents, determined using total sampling technique. The research instrument was a questionnaire, while data analysis was performed using the Paired sample t-test statistical test. The results showed that before receiving health education, the majority of respondents were in the low knowledge category, while after receiving health education intervention, most respondents showed a significant increase in knowledge. There was a significant effect of reproductive and sexual health education on improving adolescents' knowledge with a value of (p = 0.000 &lt; 0.05). Suggestion: It is recommended that health education programs be implemented continuously in schools. </em></p> <p>Remaja merupakan kelompok yang rentan terhadap masalah kesehatan reproduksi dan seksualitas, terutama disebabkan oleh pengetahuan yang terbatas dan kurangnya informasi yang akurat. Pendidikan Kesehatan memainkan peran penting dalam meningkatkan pemahaman dan membentuk sikap positif di kalangan remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi kesehatan reproduksi dan seksualitas terhadap tingkat pengetahuan remaja kelas 3 SMA di SMA Advent Bandung. Desain penelitian yang digunakan adalah <em>Pra-eksperimental</em> dengan pendekatan <em>one group pre-post test design.</em> Besar sampel sebanyak 56 responden yang ditentukan melalui teknik <em>total sampling</em>. Instrumen penelitian berupa kuesioner, sedangkan analisis data dilakukan menggunakan uji statistik <em>Paired sample t-test</em>. Hasil penelitian menunjukkan Sebelum diberikan edukasi kesehatan, mayoritas responden berada pada kategori pengetahuan rendah, sedangkan setelah diberikan intervensi edukasi kesehatan, Sebagian besar responden menunjukkan peningkatan pengetahuan yang baik. Terdapat pengaruh signifikan edukasi kesehatan kesehatan reproduksi dan seksualitas terhadap peningkatan pengetahuan remaja dengan nilai (p = 0,000 &lt; 0,05). Saran: Direkomendasikan agar program edukasi kesehatan dapat dilaksanakan secara berkelanjutan di sekolah. </p> 2025-10-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Nutrix Journal https://nurturagrow.site/index.php/nutrix/article/view/1399 Karakteristik Demografi Dan Efikasi Diri Pada Penderita Hipertensi 2025-10-14T03:10:48+00:00 Arlien Jeannete Manoppo [email protected] Elisa Anderson [email protected] <p><em>Hypertension is a non-communicable disease with a steadily increasing global prevalence among adults. This is also the case in Eastern Indonesia, particularly in North Minahasa, making self-management through self-efficacy key to reducing the risk of complications. A comparative descriptive study with a cross-sectional approach was used to analyze the relationship between demographic characteristics (age, gender, education level, employment status, and income) and self-efficacy in 130 hypertensive patients selected using convenience sampling in the working area of a community health center in North Minahasa. Univariate analysis showed that the majority of respondents were elderly (49.2%), female (76.9%), high school educated (35%), had an income below the minimum wage (83.8%), were housewives (56.1%), and 59.2% had high self-efficacy. Bivariate tests using Mann Whitney U and Kruskal Wallis revealed that only the category of employment status had a significant difference in self-efficacy (p=.011), where retirees and housewives had higher self-efficacy ratings than those who were not working. These findings emphasize the importance of employment status and routine in increasing the confidence of hypertensive patients in self-management of their disease.</em></p> <p>Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular dengan prevalensi global yang terus meningkat pada populasi orang dewasa. Di wilayah Indonesia Timur, khususnya Minahasa Utara, hal ini juga terjadi, sehingga pengelolaan mandiri melalui efikasi diri menjadi kunci dalam menurunkan risiko komplikasi. Penelitian deskriptif komparatif dengan pendekatan <em>cross-sectional</em> digunakan untuk menganalisis hubungan antara karakteristik demografi (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pekerjaan, dan pendapatan) dan efikasi diri pada 130 penderita hipertensi yang dipilih dengan teknik <em>convenience sampling </em>di wilayah kerja salah satu Puskesmas yang berada di Minahasa Utara. Analisis univariat menunjukkan bahwa mayoritas responden berusia dewasa lanjut (49,2%), memiliki jenis kelamin perempuan (76,9%), berpendidikan SMA (35%), berpendapatan di bawah UMR (83,8%), berstatus ibu rumah tangga (56,1%), serta 59,2% memiliki efikasi diri tinggi. Uji bivariat dengan Mann Whitney U dan Kruskal Wallis mengungkapkan bahwa hanya kategori pada variabel status pekerjaan yang memiliki perbedaan signifikan terhadap kondisi efikasi diri (<em>p</em>=,011), di mana pensiunan dan ibu rumah tangga memiliki peringkat efikasi diri lebih tinggi dibanding yang tidak bekerja. Temuan ini menegaskan pentingnya status pekerjaan dan rutinitas dalam meningkatkan keyakinan diri penderita hipertensi untuk manajemen penyakit mandiri.</p> 2025-10-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Nutrix Journal https://nurturagrow.site/index.php/nutrix/article/view/1400 Validasi Isi Pengembangan Instrumen Evaluasi Kualitas Program Preceptorship Keperawatan Dengan Menggunakan Content Validity Ratio 2025-10-15T05:53:55+00:00 Harlon Simbolon [email protected] Idauli Simbolon [email protected] <p><em>A good research instrument is a valid instrument that is useful for measuring what it is supposed to measure. One important step in obtaining a valid instrument is conducting content validation. Therefore, the purpose of this study was to validate the content of the nursing preceptorship program quality evaluation instrument being developed. Content validation determines which items are valid and which are invalid. Content validity provides evidence of the extent to which the instrument's elements are relevant and representative of the construct targeted for the assessment purpose. The method used in this validation is to calculate the Content Validity Ratio (CVR). The developed instrument contains 238 questions consisting of three dimensions: structure, process, and outcome. This questionnaire was sent to nine experts in the field of preceptorship who were selected based on their specific expertise and length of work in the preceptor field. To determine whether the instrument items were valid or not, the CVR value for the nine experts was 0.75-1. In other words, all items with a CVR value &lt;0.75 were considered invalid and were eliminated. Based on the results of the CVR value analysis of 238 questions, it was found that there were 43 items whose CVR value was &lt;0.75 so these items were eliminated. </em><em>Thus, there are 195 valid questions with a CVR value of 0.75 or higher. The content validation stage of this instrument development has been carried out in accordance with instrument development principles and will proceed to the next stage, pilot testing.</em></p> <p>Instrumen penelitian yang baik adalah instrumen yang valid yang berguna untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Salah satu tahapan penting dalam mendapatkan instrumen yang valid adalah melakukan melakukan validasi isi. Untuk itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan validasi isi instrumen evaluasi kualitas program<em> preseptorship</em> keperawatan yang sedang dikembangkan. Validasi isi menentukan butir mana yang valid dan butir mana yang tidak valid. Validitas isi memberikan bukti tentang sejauh mana unsur-unsur instrumen relevan dan representatif terhadap konstruk yang ditargetkan untuk tujuan penilaian tersebut. Metode yang digunakan dalam validasi ini adalah dengan menghitung nilai <em>Content Validity Ratio (CVR).</em> Instrumen yang dikembangkan berisi 238 butir pertanyaan yang terdiri dari 3 dimensi yaitu struktur, proses, dan hasil. Kuesioner ini dikirimkan kepada sembilan pakar dibidang <em>preceptorship</em> yang dipilih berdasarkan kepakaran khusus dan lamanya bekerja dibidang <em>preceptor</em>. Untuk menentukan butir instrumen valid atau tidak, nilai CVR untuk jumlah 9 pakar adalah 0,75-1. Dengan kata lain semua item yang nilai CVR &lt;0.75 dianggap tidak valid dan dieliminasi. Berdasarkan hasil analisis nilai CVR dari 238 butir pertanyaan ditemukan ada 43 item yang nilai CVRnya &lt;0.75 sehingga butir tersebut dieliminasi. Dengan demikian ada 195 butir pertanyaan yang valid dimana nilai CVR 0,75 keatas. Tahapan validasi isi pengembangan instrumen ini telah dilakukan sesuai dengan kaidah pengembangan instrumen dan akan dilanjutkan kepada tahapan berikutnya yaitu <em>pilot testing</em>.</p> 2025-10-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Nutrix Journal https://nurturagrow.site/index.php/nutrix/article/view/1403 Drug Eruption Due to Antituberculosis Drugs: A Case Report 2025-10-01T23:49:24+00:00 Adinda Izzatul Afida [email protected] Ridha Ramadina Widiatma [email protected] <p><em>Drug eruptions due to anti-tuberculosis drugs (ATDs) can compromise treatment adherence and outcomes. Identifying the culprit drug within combination regimens is particularly challenging, especially in patients with comorbidities that may increase susceptibility to cutaneous adverse reactions.</em> <em>We report a case of pulmonary tuberculosis with diabetes mellitus and hypertension who developed a generalized drug eruption after two months of ATD therapy. Clinical data, laboratory findings, management, and follow-up were evaluated descriptively.</em> <em>A 67-year-old male developed a generalized pruritic maculopapular eruption with edema after two months of fixed-dose ATD therapy. Laboratory tests showed no systemic involvement. The regimen was modified by continuing isoniazid and ethambutol while discontinuing rifampicin and pyrazinamide. Supportive therapy with a short course of systemic corticosteroids, antihistamines, and topical agents led to marked improvement within one week. The cautious use of systemic corticosteroids in a tuberculosis patient with comorbidities facilitated rapid resolution without clinical deterioration. This case highlights the need for individualized management of ATD-induced drug eruptions in patients with comorbidities. Selective continuation of isoniazid and ethambutol, withdrawal of rifampicin and pyrazinamide, and careful corticosteroid use proved both effective and safe. This report adds to the limited clinical evidence on managing drug eruptions in high-risk TB patients.</em></p> <p>Erupsi obat akibat obat anti-tuberkulosis (OAT) merupakan efek samping yang dapat mengganggu keberhasilan terapi. Tantangan terbesar adalah menentukan obat penyebab di tengah terapi kombinasi, khususnya pada pasien dengan komorbid yang dapat memperberat risiko reaksi kulit. Dilaporkan laporan kasus seorang pasien TB paru dengan komorbid diabetes mellitus dan hipertensi yang mengalami erupsi kulit setelah dua bulan terapi OAT. Data klinis, pemeriksaan penunjang, serta tindak lanjut terapi dievaluasi secara deskriptif. Seorang pria 67 tahun mengalami erupsi makulopapular generalisata dengan pruritus dan edema setelah dua bulan terapi OAT kombinasi. Pemeriksaan laboratorium tidak menunjukkan keterlibatan sistemik. Regimen dimodifikasi dengan melanjutkan isoniazid dan etambutol serta menghentikan rifampisin dan pirazinamid. Terapi suportif berupa kortikosteroid sistemik jangka pendek, antihistamin, dan agen topikal menghasilkan perbaikan signifikan dalam satu minggu. Keputusan penggunaan kortikosteroid pada pasien TB dengan komorbid berhasil mempercepat resolusi gejala tanpa memperburuk kondisi dasar. Kasus ini menyoroti pentingnya pendekatan individual dalam menatalaksana erupsi obat akibat OAT, khususnya pada pasien dengan komorbiditas. Strategi selektif melanjutkan isoniazid dan etambutol sambil menghentikan rifampisin dan pirazinamid, ditambah penggunaan kortikosteroid secara hati-hati, terbukti efektif dan aman. Laporan ini menambah bukti klinis mengenai tata laksana erupsi obat pada pasien TB dengan risiko tinggi.</p> <p> </p> 2025-10-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Nutrix Journal https://nurturagrow.site/index.php/nutrix/article/view/1404 Kualitas Tidur dan Keterhubungannya dengan Stres Akademik pada Mahasiswa Tingkat Akhir di Universitas Klabat 2025-10-26T16:25:06+00:00 Agnes Lauren Pangajow [email protected] Frendy Fernando Pitoy [email protected] <p><em>One of the common problems faced by university students is academic stress. This condition can affect sleep quality through mechanisms such as increased levels of epinephrine, cortisol, and norepinephrine, which stimulate the cerebral cortex and the reticular activating system (RAS), leading to wakefulness and disrupted sleep quality. This study aimed to determine the relationship between academic stress and sleep quality among final-year students at Universitas Klabat. Using a descriptive correlational design with a cross-sectional approach, a total of 167 students were selected through purposive sampling. The results showed that 111 respondents (66.5%) experienced moderate academic stress, and 150 respondents (89.8%) had poor sleep quality. The Spearman correlation test revealed a significant relationship (p = 0.000 &lt; 0.05) with a weak positive correlation (r = 0.282), indicating that higher academic stress is associated with poorer sleep quality. However, logistic regression analysis (p ≥ 0.05) across nine indicators of academic stress found no significant relationship between specific stress indicators and sleep quality. It is recommended that students manage their study schedules and rest time to reduce academic stress and improve sleep quality. Future researchers are encouraged to explore other variables that may influence poor sleep quality.</em></p> <p>Salah satu masalah yang sering dialami oleh mahasiswa adalah stres akademik. Kondisi ini dapat memengaruhi kualitas tidur melalui peningkatan hormon epinefrin, kortisol, dan norepinefrin yang menstimulasi korteks serebral serta sistem aktivasi retikular (RAS), sehingga menyebabkan sulit tidur dan menurunkan kualitas tidur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stres akademik dan kualitas tidur pada mahasiswa tingkat akhir di Universitas Klabat. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional, melibatkan 167 responden yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 111 responden (66,5%) mengalami stres akademik sedang dan 150 responden (89,8%) memiliki kualitas tidur yang buruk. Uji korelasi Spearman menunjukkan adanya hubungan yang signifikan (p = 0,000 &lt; 0,05) dengan koefisien korelasi positif yang lemah (r = 0,282), yang berarti semakin tinggi stres akademik maka semakin buruk kualitas tidur. Namun, hasil uji regresi logistik (p ≥ 0,05) pada sembilan indikator stres akademik menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara indikator stres akademik dengan kualitas tidur. Disarankan agar mahasiswa dapat mengatur waktu belajar dan istirahat untuk mengurangi stres akademik dan meningkatkan kualitas tidur, serta bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti faktor lain yang mungkin berpengaruh terhadap kualitas tidur yang buruk.</p> 2025-10-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Nutrix Journal https://nurturagrow.site/index.php/nutrix/article/view/1422 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Stres Depresi Kecemasan Pada Mahasiswa Keperawatan Di Universitas Advent Indonesia 2025-10-15T04:33:34+00:00 Gebryela Raquelina Sihombing [email protected] Mori Perangin-angin [email protected] <p><em>Final-year students are prone to stress, depression, and anxiety due to academic demands. Family support is believed to play an important role in helping students cope with academic pressure. This study aims to determine the relationship between family support and levels of stress, depression, and anxiety among third-year undergraduate nursing students at Advent University Indonesia. The research design used a descriptive quantitative correlation approach with a cross-sectional method. The sample size was 65 respondents selected using total sampling, with data collection through a questionnaire that had been tested for validity and reliability. Data analysis used the Pearson Product Moment correlation test. The results showed that the majority of students (90.8%) received good family support. The highest level of stress was in the normal category (40%), depression in the moderate category (36.9%), and anxiety in the very severe category (32.3%). Statistical test results showed a significant relationship between family support and stress depression and anxiety (p = 0.028 &lt; 0.05). This study concluded that family support plays a protective role in students' mental health, thereby reducing the risk of psychological disorders. It is recommended that students be more open with their families, educational institutions optimize counseling services, and future studies consider other variables such as peer support and coping strategies.</em></p> <p>Mahasiswa tingkat akhir rentan mengalami stres, depresi, dan kecemasan akibat tuntutan akademik. Dukungan keluarga diyakini berperan penting dalam membantu mahasiswa menghadapi tekanan akademik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat stres, depresi, dan kecemasan pada mahasiswa Keperawatan S1 tingkat III di Universitas Advent Indonesia. Desain penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasi dengan metode <em>cross-sectional</em>. Besar Sampel berjumlah 65 responden yang dipilih menggunakan <em>total sampling</em>, dengan pengumpulan data melalui kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas. Analisis data menggunakan uji <em>korelasi Pearson Product Moment</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa (90,8%) memperoleh dukungan keluarga yang baik. Tingkat stres terbanyak berada pada kategori normal (40%), depresi pada kategori sedang (36,9%), dan kecemasan pada kategori sangat parah (32,3%). Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan signifikan antara dukungan keluarga dengan stres depresi dan kecemasan (p = 0,028 &lt; 0,05). Penelitian ini menyimpulkan bahwa dukungan keluarga memiliki peran protektif terhadap kesehatan mental mahasiswa, sehingga dapat menurunkan risiko gangguan psikologis. Disarankan agar mahasiswa lebih terbuka kepada keluarga, institusi pendidikan mengoptimalkan layanan konseling, serta penelitian selanjutnya mempertimbangkan variabel lain seperti dukungan teman sebaya dan strategi koping.</p> 2025-10-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Nutrix Journal https://nurturagrow.site/index.php/nutrix/article/view/1406 Edukasi Berbasis Keluarga Untuk Ibu Hamil Dengan Anemia di Wilayah Kerja Puskesmas Kolongan 2025-10-21T03:31:54+00:00 Angelia Friska Tendean [email protected] Metty Wuisang [email protected] Cherol Nelson Ering [email protected] <p><em>Anemia in pregnancy remains a public health problem, particularly in rural areas. Low adherence to Fe tablet consumption is a major contributing factor. This study aimed to analyze the effect of family-based education on improving hemoglobin levels in pregnant women with anemia in the working area of the Kolongan Community Health Center. A quasi-experimental research method with a two-group pretest-posttest non-equivalent design was used. A total of 30 anemic pregnant women in the Kolongan Community Health Center area were divided into an intervention group and a control group. The intervention group received family-based education via video, e-flipcharts, and WhatsApp messages for two months, while the control group received standard antenatal care. Data were collected through questionnaires and hemoglobin tests, analyzed using paired and independent t-tests. The research results showed the intervention group had an increase in hemoglobin levels from a mean of 9.42 g/dL to 11.49 g/dL (p = 0.000), which was higher than the control group (mean 9.55 g/dL to 10.39 g/dL, p = 0.003). A test of the difference between the control and intervention groups found a significant difference (p=0.000). Conclusion the family-based education model is significant in increasing the hemoglobin levels of anemic pregnant women. It is recommended to be integrated into maternal health programs to improve the effectiveness of anemia prevention efforts.</em></p> <p>Anemia pada kehamilan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, terutama di daerah pedesaan. Rendahnya kepatuhan konsumsi tablet Fe merupakan faktor penyebab utama. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh edukasi berbasis keluarga untuk meningkatkan kadar hemoglobin pada ibu hamil dengan anemia di wilayah kerja Puskesmas Kolongan. Metode penelitian kuasi eksperimen dengan desain two-group pretest-posttest non-equivalent. Sebanyak 30 ibu hamil anemia di Wilayah Kerja Puskesmas Kolongan dibagi menjadi kelompok intervensi dan kontrol. Kelompok intervensi menerima edukasi berbasis keluarga melalui video, e-flipchart, dan pesan WhatsApp selama dua bulan, sedangkan kelompok kontrol menerima pelayanan antenatal standar. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan pemeriksaan hemoglobin, dianalisis menggunakan uji t berpasangan dan independen. Hasil peneltian menunjukkan kelompok intervensi menunjukkan peningkatan kadar hemoglobin dari rerata 9,42 g/dL menjadi 11,49 g/dL (p = 0,000), lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol (rerata 9,55 g/dL menjadi 10,39 g/dL, p = 0,003). Uji beda kelompok kontrol dan intervensi didapati ada perbedaan p=0,000, Kesimpulan model edukasi berbasis keluarga signifikan dalam meningkatkan kadar hemoglobin ibu hamil anemia. Direkomendasikan untuk diintegrasikan dalam program kesehatan ibu untuk meningkatkan efektivitas penanggulangan anemia.</p> 2025-10-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Nutrix Journal https://nurturagrow.site/index.php/nutrix/article/view/1423 Perbandingan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa Di RSA Bandung Berdasarkan Jenis Kelamin 2025-10-07T06:28:08+00:00 Friskila Nela [email protected] Mori Agustina br. Perangin-angin [email protected] <p><em>Chronic kidney disease (CKD) is a global problem with an increasing incidence every year. Chronic kidney disease patients undergoing hemodialysis experience lifestly changes and various complications that impact their quality of life, both physically, psychologically, socially, and environmentally. Gender is suspected to influence patients' quality of life. This study aims to compare the quality of life CKD patients undergoing hemodialysis at RSA Bandung based on gender. The research method used a quantitative design with a descriptive-comparative approach and a cross-sectional design. A sample of 63 respondents was selected using a purposive sampling technique according to inclusion and exclusion criteria. The instrument used was the WHOQOL-BREFF questionnaire that covers four domains of quality of life. Data analysis used the Independent t-test. The results of the study showed no significant difference in the quality of life of chronic kidney failure patients undergoing hemodialysis at RSA Bandung based on gender with a p-value &gt; 0,05, indicating that gender does not significantly affect quality of life. Therefore, research is needed to obtain more comprehensive results. </em></p> <p>Gagal ginjal kronik merupakan masalah global dengan angka kejadian yang terus meningkat setiap tahun. Pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa mengalami perubahan gaya hidup dan berbagai komplikasi yang berdampak pada kualitas hidup baik secara fisik, psikologis, sosial, maupun lingkungan. Faktor jenis kelamin diduga menjadi berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di RSA Bandung berdasarkan jenis kelamin. Metode penelitian menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan deskriptif-komparatif dan rancangan cross-sectional. Sampel berjumlah 63 responden yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner WHOQOL-BREFF yang mencakup empat domain kualitas hidup. Data analisis menggunakan uji Independent t-test. Hasil penelitian tidak terdapat perbedaan yang signifikan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di RSA Bandung berdasarkan jenis kelamin dengan nilai p-value &gt; 0,05, yang menunjukan jenis kelamin tidak mempengaruhi kualtias hidup secara bermakna. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian yang menggabungkan jenis kelamin dengan variabel lain agar hasil yang didapatkan lebih komprehensif.</p> 2025-10-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Nutrix Journal https://nurturagrow.site/index.php/nutrix/article/view/1409 Penyesuaian Diri Dan Homesickness Pada Mahasiswa Rantau 2025-10-06T07:06:44+00:00 Keysie Debora Orah [email protected] I Gede Purnawinadi [email protected] <p><em>Homesickness is an emotional condition of an individual experiencing distress or discomfort due to separation from their living environment, which if prolonged will negatively impact the academic success and achievement of out-of-town students. Therefore, the ability to adapt becomes very important for out-of-town students in a new environment. The purpose of this study was to determine the relationship between adjustment and homesickness in first-year out-of-town students living in the dormitory of Klabat University. The research method used was quantitative through a cross-sectional approach, with the Spearman correlation test. The sampling technique used the total sampling method with a sample size of 90 respondents. The results of the study stated that 90 (100%) respondents had very high adjustment. For homesickness, the majority of 90 respondents were found to be in the high category, as many as 64 (71.1%). The results of the study showed a significant relationship between adjustment and homesickness in first-year out-of-town students with a low correlation, p-value = 0.000 (&lt;0.05) with a correlation coefficient value of r = -0.411. Recommendations for further research include looking for other factors that can influence homesickness in students living away from home, such as gender factors.</em></p> <p><em>Homesickness</em> merupakan suatu kondisi emosional dari individu dimana mengalami distress atau perasaan tidak nyaman karena terpisah dengan lingkungan tempat tinggal yang jika berlangsung lama akan berdampak negatif terhadap keberlangsungan dan pencapaian akademis mahasiswa rantau, oleh karena itu kemampuan menyesuaikan diri menjadi hal yang sangat penting bagi mahasiswa rantau dalam lingkungan yang baru. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan penyesuaian diri dengan homesickness pada mahasiswa rantau tingkat 1 yang tinggal di asrama Universitas Klabat. Metode penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif melalui pendekatan <em>cross-sectional</em>, dengan uji <em>spearman correlation</em>. Teknik pengambilan sampel menggunakan motode total sampling dengan jumlah sampel 90 responden. Hasil penelitian menyatakan bahwa 90 (100%) responden mempunyai penyesuaian diri sangat tinggi. Untuk homesickness dari 90 responden didapati mayoritas berada pada kategori tinggi sebanyak 64 (71,1%). Hasil penelitian terdapat hubungan signifikan antara penyesuaian diri dengan homesickness pada mahasiswa rantau tingkat 1 dengan korelasi rendah, p-value=0,000(&lt;0,05) dengan nilai koefisein korelasi r = -0,411. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya dapat mencari faktor lain yang dapat mempengaruhi homesickness pada mahasiswa rantau seperti faktor gender.</p> 2025-10-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Nutrix Journal https://nurturagrow.site/index.php/nutrix/article/view/1426 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Posyandu Kabupaten Pulang Pisau 2025-10-21T03:24:44+00:00 Rizka Aqnesia Anantha [email protected] Sapti Heru Widiyarti [email protected] <p><em>Mother’s understanding of nutrition plays a crucial role in maintaining and improving the nutritional status of toddlers. However, in Indonesia, cases of malnutrition among children remain prevalent, largely due to mothers’ limited awareness and insufficient knowledge about proper nutrition. This research aimed to examine the correlation between mothers’ nutritional knowledge and the nutritional status of toddlers at the Posyandu area in Pulang Pisau. The study employed a quantitative cross-sectional design, involving 55 mother–toddler pairs selected through convenience sampling. Mothers’ knowledge was assessed using a validated questionnaire that demonstrated strong reliability (Cronbach’s Alpha = 0.898). Meanwhile, the toddlers’ nutritional status was determined by measuring their body weight and classifying it according to the weight-for-age index. Data were analyzed using the Spearman Rho correlation test to determine the relationship between the two variables. Findings revealed that the majority of mothers possessed a high level of nutritional knowledge, and most toddlers were within the normal or good nutritional range. Nonetheless, statistical analysis indicated no significant correlation between maternal nutritional knowledge and toddlers’ nutritional status (p = 0.859; r = -0.025), suggesting that other factors beyond maternal knowledge may influence child nutrition outcomes</em><em>. It is suggested that health cadres give more nutrition education so mothers can apply it in daily meals practices</em><em>.</em></p> <p>Pengetahuan ibu tentang gizi berperan penting dalam menjaga dan meningkatkan status gizi balita. Namun, di Indonesia, kasus gizi buruk pada anak masih marak, terutama karena terbatasnya kesadaran ibu dan kurangnya pengetahuan tentang gizi yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang gizi dengan status gizi balita di wilayah kerja Posyandu Kabupaten Pulang Pisau. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dan pendekatan <em>cross-sectional</em>, yang melibatkan 55 pasangan ibu-balita yang dipilih melalui <em>convenience sampling</em>. Pengetahuan ibu dinilai menggunakan kuesioner tervalidasi yang menunjukkan reliabilitas tinggi (<em>Cronbach's Alpha</em> = 0,898). Sementara itu, status gizi balita ditentukan dengan mengukur berat badan mereka dan mengklasifikasikannya menurut indeks berat badan menurut usia. Data dianalisis menggunakan uji korelasi <em>Spearman Rho</em> untuk menentukan hubungan antara kedua variabel. Temuan penelitian menunjukkan bahwa mayoritas ibu memiliki tingkat pengetahuan gizi yang tinggi, dan sebagian besar balita berada dalam kisaran gizi normal atau baik. Meskipun demikian, analisis statistik menunjukkan tidak ada korelasi signifikan antara pengetahuan gizi ibu dan status gizi balita (p = 0,859; r = -0,025), yang menunjukkan bahwa faktor lain di luar pengetahuan ibu dapat memengaruhi hasil gizi anak. Disarankan agar kader kesehatan meningkatkan edukasi gizi kepada ibu agar pengetahuan yang dimiliki dapat diterapkan dalam praktik pemberian makan sehari-hari.</p> 2025-10-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Nutrix Journal https://nurturagrow.site/index.php/nutrix/article/view/1412 The Association of Parenting Styles with Premarital Sexual Behavior in Adolescents 2025-10-21T23:20:36+00:00 Merry Rosdiana Lumolo [email protected] Lea Andy Shintya [email protected] <p><em>One form of curiosity in adolescents is sexual behavior that can be misused, leading to premarital sexual behavior and resulting in teenage pregnancies, increased maternal and infant mortality rates, economic immaturity, mental development immaturity, and difficulty controlling emotions, ultimately leading to divorce. To prevent sexual behavior, proper parental upbringing is necessary to shape a child's behavior, and it also serves as proof of parental responsibility in the increasingly mature development and growth stages of a child. The purpose of this study is to determine the relationship between parental parenting styles and premarital sexual behavior in adolescents at SMA Negeri 1 Siau Barat. This research uses a quantitative research method and a cross-sectional research design with 130 research samples, employing convenience sampling as the sample collection technique. The research results show that 124 (95.4%) respondents have an authoritarian parenting style, 3 (2.3%) respondents have a permissive parenting style, and 3 (2.3%) respondents have a democratic parenting style. Premarital sexual behavior was found in 129 (99.2%) respondents who exhibited deviant behavior and 1 (0.8%) respondent who did not exhibit deviant behavior. The results of the Kruskal-Wallis statistical test showed a p-value of 0.009 &lt; 0.05, indicating a significant relationship between parental parenting styles and premarital sexual behavior in adolescents at SMA Negeri 1 Siau Barat. Recommendations for future researchers to add other variables such as peers, social media use, and sex education in schools.</em></p> <p>Salah satu bentuk rasa ingin tahu pada remaja adalah perilaku seksual yang dapat disalahgunakan, mengarah pada perilaku seksual sebelum menikah dan mengakibatkan kehamilan remaja, peningkatan angka kematian ibu dan bayi, ketidakmatangan ekonomi, ketidakmatangan perkembangan mental, dan kesulitan mengendalikan emosi, yang pada akhirnya menyebabkan perceraian. Untuk mencegah perilaku seksual, pendidikan orang tua yang tepat diperlukan untuk membentuk perilaku anak, dan juga berfungsi sebagai bukti tanggung jawab orang tua dalam tahap perkembangan dan pertumbuhan anak yang semakin matang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara gaya pengasuhan orang tua dan perilaku seksual pranikah pada remaja di SMA Negeri 1 Siau Barat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dan desain penelitian cross-sectional dengan 130 sampel penelitian, menggunakan convenience sampling sebagai teknik pengumpulan sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 124 (95,4%) responden memiliki gaya pengasuhan otoriter, 3 (2,3%) responden memiliki gaya pengasuhan permisif, dan 3 (2,3%) responden memiliki gaya pengasuhan demokratis. Perilaku seksual sebelum menikah ditemukan pada 129 (99,2%) responden yang menunjukkan perilaku menyimpang dan 1 (0,8%) responden yang tidak menunjukkan perilaku menyimpang. Hasil uji statistik Kruskal-Wallis menunjukkan nilai p sebesar 0,009 &lt; 0,05, yang mengindikasikan adanya hubungan signifikan antara gaya pengasuhan orang tua dan perilaku seksual pranikah pada remaja di SMA Negeri 1 Siau Barat. Rekomendasi bagi peneliti di masa depan untuk menambahkan variabel lain seperti teman sebaya, penggunaan media sosial, dan pendidikan seks di sekolah.</p> 2025-10-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Nutrix Journal https://nurturagrow.site/index.php/nutrix/article/view/1430 Hubungan Pengetahuan Gizi Dan Aktivitas Fisik Dengan Status Gizi Remaja Di Surakarta 2025-10-07T05:53:16+00:00 Nafis Fatikhah Az-Zahra [email protected] Firmansyah Firmansyah [email protected] Farida Nur Isnaeni [email protected] <p><em>Nutrition knowledge and physical activity play an important role in maintaining energy balance and supporting adolescent nutritional status. The findings of this study confirm that other factors such as diet, socioeconomic status, pocket money, and sedentary habits have a greater influence on adolescent nutritional status. This study aims to determine the relationship between nutrition knowledge and physical activity with adolescent nutritional status in Surakarta. This study used a cross-sectional design involving 155 students selected by simple random sampling. Data were collected through a nutrition knowledge questionnaire, an Adolescent Physical Activity Recall Questionnaire (APARQ) for physical activity, and anthropometric measurements for nutritional status. Data analysis was performed using the Chi-Square test and Spearman's rank correlation test. The results showed that 54.2% of students had good nutritional knowledge, 47.7% of students had heavy physical activity, and 75.5% of students had normal nutritional status. There was no significant relationship between nutritional knowledge (p=0.291) or physical activity (p=0.775) and nutritional status. </em></p> <p>Pengetahuan gizi dan aktivitas fisik berperan penting dalam menjaga keseimbangan energi serta mendukung status gizi remaja. Temuan penelitian ini menegaskan bahwa faktor lain seperti pola makan, sosial ekonomi, uang jajan, serta kebiasaan sedentari turut berpengaruh terhadap status gizi remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan gizi dan aktivitas fisik dengan status gizi remaja di Surakarta. Desain penelitian ini menggunakan <em>cross sectional </em>dengan melibatkan 155 siswa yang dipilih secara <em>simple random sampling</em>. Data dikumpulkan melalui kuesioner pengetahuan gizi, kuesioner <em>Adolescent Physical Activity Recall Questionnaire (APARQ) </em>untuk aktivitas fisik<em>, </em>sedangkan data status gizi dari hasil pengukuran antropometri. Analisis data menggunakan uji <em>Chi-Square </em>dan uji korelasi<em> Spearman. </em>Hasil menunjukkan 54,2% siswa memiliki pengetahuan gizi baik, 47,7% siswa memiliki aktivitas fisik berat, dan 75,5% siswa memiliki status gizi normal. Tidak terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan gizi (p=0,291) maupun aktivitas fisik (p=0,775) dengan status gizi.</p> 2025-10-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Nutrix Journal https://nurturagrow.site/index.php/nutrix/article/view/1417 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Jenis Penyakit Degeneratif 2025-10-26T16:16:15+00:00 Atalarik Jonathan Loing [email protected] Reagen Jimmy Mandias [email protected] <p><em>Epidemiological transition in the causes of death from infectious diseases to non-communicable or degenerative diseases. This phenomenon is closely related to the adoption of prolonged unhealthy lifestyles, thereby increasing the risk of degenerative diseases in the community. The objective of this study was to analyse the relationship between physical activity, smoking behaviour, and alcohol consumption with the incidence of degenerative diseases in Rerer Village, Minahasa Regency, North Sulawesi, Indonesia. The present study adopted a quantitative design, employing a descriptive correlation approach through a cross-sectional method. The present study was conducted using a total sampling method, with 54 respondents participating. The data on patients with degenerative diseases was obtained from local health centre medical records, while data on physical activity, smoking behaviour, and alcohol consumption were collected using the International Physical Activity Questionnaire (IPAQ), the Glover Nilsson Smoking Behavioural Questionnaire (GN-SBQ), and the Alcohol Use Disorders Identification Test (AUDIT). The results demonstrated that, among the range of degenerative diseases examined, hypertension emerged as the most prevalent condition, affecting 30 individuals (55.6%). The majority of respondents (88.9%) were categorised as engaging in heavy physical activity, 85.2% were classified as light smokers, and 87.0% were identified as low risk for alcohol consumption. Chi-square analysis demonstrated that physical activity (p = 0.799), smoking behaviour (p = 0.367), and alcohol consumption (p = 0.002) were not associated with the outcome. The findings of this study suggest that, among the three risk factors examined, alcohol consumption emerged as the sole factor demonstrating a statistically significant correlation with the prevalence of degenerative diseases in Rerer Village. It is recommended that future studies explore the potential influence of other variables, such as diet, genetic factors, and obesity, on the incidence of degenerative diseases.</em></p> <p>Epidemiologis penyebab kematian di negara berkembang telah beralih dari <em>communicable</em> ke penyakit <em>degenerative</em>. Fenomena ini erat kaitannya dengan adopsi gaya hidup tidak sehat yang berkepanjangan, sehingga meningkatkan risiko penyakit degeneratif di masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara aktivitas fisik, perilaku merokok, dan konsumsi alkohol dengan insidensi penyakit degeneratif di Desa Rerer Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara Indonesia. Desain kuantitatif digunakan dalam penelitian ini, dengan pendekatan korelasi deskriptif melalui metode cross-sectional. 54 responden dengan menggunakan total sampling, terlibat dalam penelitian ini. Data mengenai pasien dengan penyakit degeneratif diperoleh dari catatan medis pusat kesehatan setempat, sementara data mengenai aktivitas fisik, perilaku merokok, dan konsumsi alkohol dikumpulkan menggunakan International Physical Activity Questionnaire (IPAQ), Glover Nilsson Smoking Behavioural Questionnaire (GN-SBQ), dan Alcohol Use Disorders Identification Test (AUDIT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dari semua penyakit degeneratif yang diteliti, hipertensi merupakan kondisi yang paling umum, mempengaruhi 30 individu (55,6%). Sebagian besar responden (88,9%) dikategorikan melakukan aktivitas fisik berat, 85,2% diklasifikasikan sebagai perokok ringan, dan 87,0% diidentifikasi berisiko rendah untuk konsumsi alkohol. Analisis chi-square menunjukkan bahwa aktivitas fisik (p = 0,799), perilaku merokok (p = 0,367), dan konsumsi alkohol (p = 0,002). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari tiga faktor risiko yang dianalisis, konsumsi alkohol adalah satu-satunya yang menunjukkan hubungan yang signifikan secara statistik dengan insidensi penyakit degeneratif di Desa Rerer. Disarankan penelitian berikutnya mengeksplorasi pengaruh potensial variabel lain seperti pola makan, faktor genetik, dan obesitas terhadap insidensi penyakit degeneratif.</p> 2025-10-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Nutrix Journal https://nurturagrow.site/index.php/nutrix/article/view/1364 Description Of Anxiety, Depression, And Stress In Diploma Nursing Students Caring For The Elderly During Clinical Practice 2025-09-30T01:14:24+00:00 Claudia Vytha Cantica Sianipar [email protected] Idauli Simbolon [email protected] <p><em>Clinical practice is beneficial in gaining definite experience to achieve professional skills including knowledge, technical and social skills or good communication. However, during the practical placement, often nursing students experience anxiety, depression and stress. This study aims to describe the level of anxiety, depression and stress experienced, identify the factors causing anxiety faced, and identify coping strategies used by D3 Nursing students in overcoming anxiety, depression and stress when caring for the elderly during clinical practice in hospitals. This study uses a mixed method with explanatory sequential design. The study population is D3 Nursing students of Surya Nusantara University who care for the elderly during clinical practice in hospitals, while the sample is total sample of 30 students for quantitative data, and 5 students based on data saturation for qualitative data. Data collection procedures used the DASS 21 (Depression Anxiety Stress Scale 21) instrument for qualitative data, and an online interview using zoom meeting by initiating open-ended questions for qualitative data. Qualitative data is analyzed using SPSS descriptive analysis while qualitative data is analyzed through content analysis. Both quantitative and qualitative found that nursing students were experience anxiety, depression, and stress with various level of anxiety, depression and stress from range of mild to very severe with anxiety occupying the most prominent position compared to the other two conditions. Based on qualitative data, the cause, the symptoms, and copying strategy for anxiety, depression, and stress are also found. The recommendations are directed toward preceptors, nursing students themselves and their junior.</em></p> <p>Praktik klinis bermanfaat dalam memperoleh pengalaman nyata untuk mencapai keterampilan profesional, termasuk pengetahuan, keterampilan teknis dan sosial, atau komunikasi yang baik. Namun, selama praktik kerja, mahasiswa keperawatan seringkali mengalami kecemasan, depresi, dan stres. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kecemasan, depresi, dan stres yang dialami, mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kecemasan yang dihadapi, dan mengidentifikasi strategi koping yang digunakan mahasiswa D3 Keperawatan dalam mengatasi kecemasan, depresi, dan stres saat merawat lansia selama praktik klinis di rumah sakit. Penelitian ini menggunakan metode campuran dengan desain ekplanatory sequential. Populasi penelitian adalah mahasiswa D3 Keperawatan Universitas Surya Nusantara yang merawat lansia selama praktik klinis di rumah sakit, sedangkan sampel penelitian adalah total sampel sebanyak 30 mahasiswa untuk data kuantitatif, dan 5 mahasiswa berdasarkan saturasi data untuk data kualitatif. Prosedur pengumpulan data menggunakan instrumen DASS 21 (Depression Anxiety Stress Scale 21) untuk data kualitatif, dan wawancara daring menggunakan zoom meeting dengan mengajukan pertanyaan terbuka untuk data kualitatif. Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis deskriptif SPSS, sedangkan data kualitatif dianalisis melalui analisis isi. Baik secara kuantitatif maupun kualitatif, ditemukan bahwa mahasiswa keperawatan mengalami kecemasan, depresi, dan stres dengan berbagai tingkat kecemasan, depresi, dan stres, mulai dari ringan hingga sangat berat, dengan kecemasan menempati posisi paling menonjol dibandingkan dua kondisi lainnya. Berdasarkan data kualitatif, penyebab, gejala, dan strategi meniru kecemasan, depresi, dan stres juga ditemukan. Rekomendasi ditujukan kepada preceptor, mahasiswa keperawatan itu sendiri, dan junior mereka.</p> 2025-10-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Nutrix Journal https://nurturagrow.site/index.php/nutrix/article/view/1433 Hubungan Perilaku Sebelumnya Dengan Behavioral Specific Cognition And Affect Pada Kebiasaan Sarapan Pagi Remaja 2025-10-26T14:41:21+00:00 Telvie Kasenda [email protected] Samuel Stanly Hadjo [email protected] Nicely Hadjo [email protected] <p><em>Breakfast is a crucial behaviour for teenagers, as it has a significant impact on their physical and cognitive well-being. This study aims to analyze the relationship between prior related behavior and behavioral specific cognition and affect on adolescent breakfast habits. The population in this study consisted of 410 students at SMP UNKLAB Airmadidi, North Minahasa, in the 2024/2025 academic year. The sample in this study was composed of students who met the criteria. We employed stratified random sampling in this study based on the classes at SMP UNKLAB Airmadidi, North Minahasa, which are divided into three grades: VII, VIII, and IX. Prior related behaviors associated to breakfast habits include knowledge, attitudes, and practices, have a significant effect on specific cognition and affection. Positive past experiences encourage motivation and attitudes that support the habit of regular breakfast, while negative experiences can become obstacles in forming such habits. Therefore, understanding and utilizing previous behaviors is very important in efforts to improve healthy breakfast habits in adolescents. </em></p> <p>Sarapan pagi merupakan kebiasaan yang sangat penting bagi remaja karena berdampak terhadap kesehatan fisik dan kognitif. Penelitian ini bertujuan manganalisis hubungan perilaku sebelumny<em>a (prior related behavior) </em>dan <em>behavioral specific cognition and affect </em>pada kebiasaan sarapan pagi remaja. Desain penelitian ini menggunakan desain <em>cross-sectional.</em> Populasi pada penelitian ini adalah 410 siswa SMP UNKLAB Airmadidi Minahasa Utara pada tahun ajaran 2024/2025. Sampel dalam penelitian ini adalah remaja siswa yang sesuai dengan kriteria. Penggunanaan <em>stratified random sampling</em> pada penelitian ini yaitu berdasarkan kelas yang ada di SMP UNKLAB Airmadidi Minahasa Utara yang terbagi menjadi tiga kelas yaitu kelas VII, VIII, dan IX. Besar sampel minimal sesuai dengan metode sampling G*Power dalam penelitian ini adalah 119 sampel. Perilaku sebelumnya terkait kebiasaan sarapan, yang meliputi pengetahuan, sikap, dan praktik, berpengaruh signifikan terhadap kognisi dan afeksi spesifik perilaku pada remaja. Pengalaman positif masa lalu mendorong motivasi dan sikap yang mendukung kebiasaan sarapan rutin, sedangkan pengalaman negatif dapat menjadi hambatan dalam pembentukan kebiasaan tersebut. Oleh karena itu, memahami dan memanfaatkan perilaku sebelumnya sangat penting dalam upaya meningkatkan kebiasaan sarapan sehat pada remaja.</p> 2025-10-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Nutrix Journal