https://nurturagrow.site/index.php/jiu/issue/feedJIU (Jurnal Ilmiah Unklab)2018-04-27T04:43:03+00:00Rut Normasari[email protected]Open Journal Systems<p><img src="/public/site/images/ejournal/jiu_ok1.png" alt=""></p>https://nurturagrow.site/index.php/jiu/article/view/260INDUKSI KALUS HIPOKOTIL BROKOLI PADA MEDIA MS YANG DIBERI 2,4-D2018-04-27T04:42:32+00:00Max Sahetapy[email protected]<p>Brokoli merupakan jenis sayuran yang cukup populer sebagai bahan pangan. Brokoli memiliki kandungan antioksidan yang tinggi dan juga senyawa penting yang lain. Salah satu masalah yang dihadapi adalah bahwa jumlah produksi yang rendah mengakibatkan brokoli sulit untuk didapatkan. Hal ini disebabkan perbanyakan bibit brokoli yang sulit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh zat pengatur tumbuh 2,4-D pada pertumbuhan kalus brokoli dan untuk mendapatkan suatu dosis 2,4-D yang tepat untuk pertumbuhan kalus brokoli. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dan Rancangan Acak Kelompok dengan enam perlakuan serta sepuluh ulangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 2,4-D dapat memberikan pertumbuhan yang signifikan pada tanaman brokoli yang dilakukan secara kultur jaringan. Dosis yang tepat untuk pertumbuhan kalus brokoli adalah pada perlakuan D<sub>1</sub> yaitu 500 ml MS + .25 ml 2,4-D.</p>2015-06-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2015 JIU (Jurnal Ilmiah Unklab)https://nurturagrow.site/index.php/jiu/article/view/261BEBERAPA SISTEM TANAM PADA TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.)2018-04-27T04:42:37+00:00Imanuel Rano Montolalu[email protected]<p>Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi padi sawah pada sistem tanam dan mendapatkan sistem tanam yang tepat untuk pertumbuhan dan produksi padi sawah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang respon pertumbuhan dan produksi padi sawah pada sistem tanam. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari tiga perlakuan: S<sub>0</sub> = sistem tegel (kontrol), S<sub>1</sub> = sistem legowo 2:1, dan S<sub>2</sub> = sistem legowo 3:1 yang diulang tujuh kali. Perlakuan sistem tanam mempengaruhi jumlah daun, jumlah anakan, umur berbunga, jumlah malai per tanaman, berat gabah per tanaman, dan berat 100 butir gabah kering. Sistem tanam legowo 3:1 adalah yang tepat untuk pertumbuhan dan produksi tanaman padi sawah</p>2015-06-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2015 JIU (Jurnal Ilmiah Unklab)https://nurturagrow.site/index.php/jiu/article/view/262EVALUASI PERKECAMBAHAN BENIH DAN PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA HASIL PERSILANGAN GSK DAN DMT2018-04-27T04:42:42+00:00Marky Sumampouw[email protected]<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perkecambahan benih dan pertumbuhan bibit kelapa hasil persilangan antara kelapa GSK x DMT 1188, 1172, dan 781, dan mengetahui pengaruh tetua jantan pada pertumbuhan bibit kelapa hasil persilangan. Persilangan GSK x DMT 1188 memiliki rata-rata daya kecambah 75.85, periode berkecambah 9–12 minggu, kecepatan berkecambah 7.20 kecambah/minggu, persentase warna tunas dan tulang daun 100%, tinggi rata-rata pada bulan keempat sesudah akhir berkecambah 162.39 cm, diameter batang semu 3.64 cm, dan jumlah daun 7.07 helai. Persilangan GSK x DMT 1172 memiliki rata-rata daya kecambah 70.24, periode perkecambahan 7–13 minggu, kecepatan berkecambah 6.57 kecambah/minggu, persentase warna tunas dan tulang daun 95.63%, tinggi bibit bulan keempat sesudah akhir berkecambah 153.28 cm, diameter batang semu 3.62 cm, dan jumlah daun 6.71 helai. Persilangan GSK x DMT 781 memiliki rata-rata daya kecambah 42.31%, periode berkecambah 7–14 minggu, kecepatan berkecambah 3.05 kecambah/minggu, persentase warna tunas dan tulang daun 98.33%, tinggi bibit bulan keempat sesudah akhir berkecambah 125.42 cm, diameter batang semu 3.36 cm, dan jumlah daun 6.22 helai. Hasil penelitian menunjukkan bibit kelapa hasil persilangan GSK x DMT relatif seragam. Pengaruh tetua jantan pada pertumbuhan bibit ada pada tinggi bibit dan jumlah daun yang dihasilkan bibit kelapa.</p>2015-06-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2015 JIU (Jurnal Ilmiah Unklab)https://nurturagrow.site/index.php/jiu/article/view/263APLIKASI PUPUK SEPRINT DAN PUPUK PHONSKA TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF Oryza sativa L.2018-04-27T04:42:50+00:00Juniarny Silfana Waworuntu[email protected]<p>Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon pertumbuhan vegetatif padi ladang (<em>Oryza sativa </em>L.) dari pemberian pupuk Phonska dan pupuk Seprint serta mendapatkan kombinasi dosis pupuk Phonska dan pupuk Seprint yang tepat bagi pertumbuhan vegetatif padi ladang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan percobaan faktorial yang terdiri dari dua faktor perlakuan yaitu pupuk Seprint dan pupuk Phonska. Hasil penelitian yang diperoleh adalah (1) dosis pupuk Phonska tidak mempengaruhi tinggi tanaman, jumlah anakan per batang, jumlah anakan produktif, dan jumlah daun produktif, (2) dosis pupuk Seprint mempengaruhi jumlah anakan produktif dan jumlah daun produktif tetapi tidak mempengaruhi tinggi tanaman dan jumlah anakan per batang, (3) kombinasi pupuk Phonska dengan pupuk Seprint mempengaruhi tinggi tanaman umur 5 MST, jumlah anakan produktif, dan jumlah daun produktif, tetapi tidak mempengaruhi jumlah anakan per batang, dan (4) kombinasi pupuk Seprint dengan pupuk Phonska mempengaruhi tinggi tanaman umur 5 MST, jumlah anakan per batang umur 5 MST, jumlah anakan produktif, dan jumlah daun produktif.</p>2015-06-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2015 JIU (Jurnal Ilmiah Unklab)https://nurturagrow.site/index.php/jiu/article/view/264EFISIENSI SERANGGA PENYERBUK TERHADAP PEMBENTUKAN POLONG DAN BIJI Vigna unguiculata L. Walp2018-04-27T04:42:57+00:00Rut Normasari[email protected]<p>Interaksi tumbuhan dan penyerbuk merupakan salah satu simbiosis mutualisme alami yang ada di ekosistem. Penyerbukan oleh serangga penyerbuk menyediakan layanan yang penting khususnya bagi tanaman pangan. Efektifitas penyerbukan oleh serangga penyerbuk diuji pada tanaman kacang panjang. Sebagian tanaman kacang panjang dibiarkan terbuka, sehingga serangga penyerbuk dapat membantu proses penyerbukan, sedangkan tanaman kacang panjang yang lain ditutup sehingga tidak memungkinkan bagi serangga penyerbuk untuk melakukan penyerbukan. Semua variabel pengamatan menunjukkan bahwa tanaman kacang panjang terbuka menghasilkan jumlah polong dan biji yang lebih tinggi daripada tanaman kacang panjang tertutup. Perbedaan yang signifikan terdapat pada jumlah polong per tanaman dan bobot biji kering per polong. Hal ini menunjukkan bahwa serangga penyerbuk memiliki peran dalam meningkatkan jumlah polong dan biji tanaman kacang panjang; oleh sebab itu, diperlukan upaya dalam konservasi habitat alami serangga penyerbuk.</p>2015-06-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2015 JIU (Jurnal Ilmiah Unklab)https://nurturagrow.site/index.php/jiu/article/view/265MOTIVASI PETANI MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK2018-04-27T04:43:03+00:00Amelia Tanasale[email protected]<p>Penelitian ini dilakukan di Desa Airmadidi Atas, Kecamatan Airmadidi, Kabupaten Minahasa Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat motivasi petani dalam menggunakan pupuk organik, frekuensi penggunaan pupuk organik, hubungan motivasi petani yang menggunakan pupuk organik dengan tindakan menggunakan pupuk organik, dan kendala dalam menggunakan pupuk organik. Responden terdiri dari 44 petani. Data dikumpulkan melalui wawancara yang berpedoman pada kuesioner. Data yang terkumpul memperlihatkan bahwa motivasi petani menggunakan pupuk organik ada pada tingkat cukup; kebanyakan petani jarang menggunakan pupuk organik (86.4%); tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi petani dalam menggunakan pupuk organik dengan tindakan menggunakan pupuk organik, dan kendala dalam menggunakan pupuk organik adalah produktivitas yang rendah dan kesulitan untuk memasarkan hasil produk organik dengan harga yang layak.</p>2015-06-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2015 JIU (Jurnal Ilmiah Unklab)